Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERKUNJUNG KE MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN


museum manusia purba sangiran
Museum prasejarah Sangiran






Sangiran adalah situs yang berkaitan dengan kehidupan awal manusian Indonesia yang sangat penting. Sangiran merupakan situs yang memberikan banyak informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoanthropologi, geologi dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaannya, bermanfaat dalam mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan koleksi fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia prasejarah, fosil-fosil flora fauna prasejarah beserta gambaran stratigrafinya. 

Sangiran dapat dikatakan sebagai surga penelitian dalam bidang-bidang tersebut. Dengan bahan yang melimpah, penelitian yang dilakukan di Sangiran seolah tidak ada habisnya. Oleh sebab itu, Sangiran ditetapkan sebagai warisan peradaban dunia oleh UNESCO melalui sidang Komisi Warisan Dunia di Kota Marida, Mexico pada tanggal 5 Desember 1996. Sebelumnyam Sangiran telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya pada tahun 1977. Oleh sebab itu keberadaan Sangiran wajib dilestarikan.

Lokasi Museum Fosil Sangiran

Sangiran memiliki museum fosil yang sangat menarik. Letak museum Fosil Sangiran ini terletak di Kalijambe, Sragen, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Museum Sangiran dan situs arkeologinya, dapat digunakan sebagai sarana bagi peneliti pra sejarah untuk melakukan riset kehidupan prasejarah. Di dunia, tidak banyak situs yang mampu memberikan sumber penelitian yang melimpah seperti di Sangiran. Hal ini dikarenakan Sangiran menyediakan informasi rinci tentang manusia purba Sangiran di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan, seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, dan Paleoanthropologi.

Museum Sangiran dibangun pada tahun 1980 yang menempati areal seluas 16.675 meter persegi. Adapun pembagian ruanya meliputi ruang pameran yaitu ruang utama tempat koleksi ditampilkan dalam diorama-diorama; ruang Laboratorium, yang merupakan tempat dilakukannya proses konservasi terhadap fosil-fosil yang ditemukan; ruang pertemuan yaitu ruang yang digunakan segala kegiatan yang diadakan di museum; ruang display bawah tanah;  ruang audio visual untuk menyaksikan video koleksi museum yang biasanya ditampilkan untuk para pengunjung dalam rombongan, misalnya rombongan tour sekolah atau universitas; serta ruang Penyimpanan koleksi fosil.
Sejarah Sangiran

Sangiran mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1934. Saat itu seorang antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di daerah tersebut. Dalam tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian mendapatkan sisa-sisa nenek moyang manusia pertama, Pithecanthropus erectus (Java Man atau Manusia Jawa). sampai sekarang ada sekitar 60 lebih fosil, termasuk palaeojavanicus dan Meganthropus telah ditemukan di situs tersebut.

Mulai saat itu mulai diadakan suatu upaya inventarisasi benda-benda purbakala pada masa prasejarah. hasilnya, saat ini di dalam museum banyak dijumpai berbagai koleksi tentang sejarah Homo erectus di Sangiran (sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu), dari masa geologi Pliosen akhir sampai usia akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.000-an koleksi terdiri dari keping-keping fosil manusia purba, fosil hewan vertebrata, fosil binatang air, fosil tanaman, fosil biota laut dan juga artefak peralatan batu. Dari seluruh temuan fosil di dunia, setengahnya diperoleh dari Sangiran.

Koleksi Fosil manusia

Sangiran memiliki koleksi fosil yang diyakini sebagai fosil manusia Indonesia. Situs Manusia Purbakala Sangiran masih menyimpan kurang lebih sebanyak 50 individu fosil manusia Homo Erectus yang ditemukan. Jumlah ini mewakili 65% dari fosil Homo Erectus yang ditemukan di seluruh Indonesia atau sekitar 50% dari populasi Homo Erectus di dunia. Keseluruhan fosil yang ditemukan sampai saat ini adalah sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboraturium Paleoanthropologi Yogyakarta.

Termasuk dalam koleksi Museum Sangiran, adalah: fosil manusia, antara lain: Australopithecus africanus, Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, Homo soloensis, Homo Neanderthal dari Eropa, Asia, Homo Neanderthal, dan Homo sapiens.

Fosil Vertebrata , antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), mastodon sp (gajah), palaeokarabau Bubalus (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae ( daging sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi hiu, Hippopotamus sp (Hippo atau Kuda Nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.

Artefak Batuan, antara lain / Meteorit alat batu Taktit, Kalesdon, diatom, Agate, Ametis,, serpih dan bilah, antara lain. Tali dan auger, persegi kapak, batu dan kapak perimbas penetak ball.

Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Berdasarkan penemuan ini, sebagaimana diungkapkan diatas, kekayaan akan bahan-bahan yang terdapat dalam situs Sangiran inilah yang mendasari Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat Peringatan ke-20 tahun di Marida, Meksiko. 

Demikian artikel tentang situs prasejarah Sangiran Jawa Tengah, semoga memberikan manfaat. []

Post a Comment for "BERKUNJUNG KE MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN"