Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGERTIAN JALUR SUTRA


Jalur Sutra (the silk road) adalah istilah untuk menyebut tentang rute perjalanan yang digunakan oleh para pedagang pada masa lampau, sekitar abad ke-2 Masehi sampai dengan abad ke-16 Masehi. Jalur tersebut membentang sepanjang tujuh puluh ribu kilometer, yang menghubungkan antara Tiongkok pada masa Dinasti Han dengan daerah lain, seperti Eropa dan Asia Barat.
Adapun nama "Jalur Sutra" diilhami dari komoditas dagang yang populer pada saat itu, yaitu Sutra yang berasal dari Tiongkok. Sutra adalah benang halus dan lembut yg berasal dr kepompong ulat sutra. Tiongkok sangat terkenal dengan kehalusan kain sutranya. Oleh sebab itu, sutra adalah komoditas yang mahal saat itu. Sutra adalah simbol kebangsawanan, kekayaan, dan eksklusivitas. Tidak heran, permintaan terhadap kain sutra datang dari berbagai daerah, termasuk kawasan Asia, Afrika dan Eropa. Nama jalur sutra sendiri diberikan seorang Jerman bernama von Richthofen pada Abad-18M, untuk jalur darat yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa. Sekalipun baru dibuka resmi pada Abad-3SM, di masa Dinasti Han yang mulai mengirim utusan ke berbagai negara Asia Selatan dan Timur Tengah.

Jalur sutra adalah jalur yang  sangat penting. Sebab, pada saat itu belum begitu populer melakukan suatu perjalanan dengan menggunakan jalur selain jalur darat. Silahkan anda simak tentang beberapa malapetaka yang dialami oleh para pelaut jaman dahulu yang harus menghadapi ganasnya ombak dan angin ribut di lautan. Misalnya di Tanjung Ribut - penamaan ini dikarenakan wilayah tersebut sangat susah untuk ditaklukkan oleh para pelayar, tidak jarang yang meninggal - yang sekarang dikenal sebagai Tanjung Harapan. Oleh sebab itu, jalur darat adalah satus-satunya alternatif yang pas untuk digunakan dalam rangka menghubungkan jalur perdagangan antar negara. Namun, meskipun menawarkan banyak kemudahan dan menjanjikan harta melimpah dari perdagangan, Jalur Sutra dikenal merupakan jalur yang tidak aman dikarenakan ancaman dari para perampok di jalur tersebut.

Hubungan tiongkok dan Eropa
Adapun rute utama jalur sutra adalah melalui bagian tengah Tiongkok melalui pegunungan Thien San, Asia Tengah, Afghanistan, Iran, Afrika Utara, dan Eropa. Umumnya, perjalanan yang panjang tersebut dilalui oleh para pedagang dengan memanfaatkan kereta kuda atau unta yang diberi barang di atasnya. Kadang pula membawa karavan, yaitu kereta yang bertutup. Hal ini berfungsi untuk menjamin keamanan serta dapat digunakan untuk beristirahat selama perjalanan. Karavan ini oleh sebagian besar pedagang/pengembara adalah rumah kedua mereka, sebab hampir sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dalam kereta tersebut. Untuk alasan keamanan, karavan biasanya berupa rombongan besar yang terdiri dari berbagai pedagang dengan komoditi yang berbeda pula.

Para pedagang ini memberikan sumbangsih besar bagi peradaban tempat-tempat yang mereka singgahi. Sebab mereka mampu memberikan pengaruh melalui komoditas dagang mereka yang nyata-nyata telah mampu mengubah tata cara kehidupan masyarakat.

Rute Jalur Sutera
Jalur Sutra terdiri banyak jalur yang bercabang-cabang. Jalur Sutera digunakan untuk perdagangan berbagai komoditi selain sutra seperti gading, tanaman, emas. Berikut merupakan rute jalur sutera yang saya kutip dari situs referensi populer, wikipedia.  Secara garis besar, jalur sutera terdapat tiga jalur, di utara, tengah dan selatan.

Jalur Utara menghubungkan Tiongkok dengan Eropa hingga Laut Mati, melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Jalur Tengah menghubungkan kawasan Tiongkok dengan kawasan Eropa hingga tepian Laut Meditrrannia. Jalur itu melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, menuju Persia. Jalur Selatan menghubungkan Tiongkok dengan Afghanistan, Iran dan India, melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Di Tiongkok, Jalur Sutra berujung di Changan atau Xian, ibukota kerajaan, ke arah barat melewati koridor Gansu, menuju Dun-huang di sisi Gurun Taklimakan. Jalur utara mulai dari Dun-huang dan Yu-men Guan, menyeberangi Gurun Gobi menuju Hami (Kumul), lalu menyisir kaki Tian-shan di bagian utara Taklimakan. Setelah oasis Turfan, menuju Urumqi dan Lembah Fergana untuk masuk Eropa hingga Laut Mati. Jalur ini bercabang di Turfan, ke oasis Kucha menuju Kashgar dikaki Pamirs.

Jalur selatan mulai Dun-huang, melewati Yang Guan, menyusuri sisi selatan Taklimakan, melalui Miran, Hetian (Khotan) dan Shache (Yarkand), menuju utara lalu menuju Kashgar. Masih ada beberapa cabang jalur, salah satunya bercabang dari jalur selatan menuju sisi timur Gurun Taklimakan ke kota Loulan, lalu bergabung dengan jalur utara di Korla.
Dari Kashgar yang simpang lalulintas Asia, ada jalur menyeberangi Pamirs menuju Samarkand dan menuju selatan ke Laut Kaspia; atau jalur ke selatan melewati Karakorum menuju India; dan sebuah jalur lain menuju Kuqa, menyeberangi Tian-shan, menuju Laut Kaspia melalui Tashkent.

Kelak, perubahan rute pedagangan dari Jalur Sutera ke jalur laut telah membuka kontak dagang antara pedagang-pedagang dari Tiongkok, Eropa, India, Persia dan kawasan lain dengan nusantara.

Baca Juga:

Demikian merupakan sekelumit artikel tentang Jalur sutra yang menghubungkan perdagangan dari Tiongkok dengan kawasan asia tenggara, asia selatan, asia barat, serta afrika dan eropa. semoga Bermanfaat []

Post a Comment for "PENGERTIAN JALUR SUTRA"